Senin, 16 Maret 2009

Kisah Nyata: Aku Terjebak Dalam Pelukan WTS

Kehidupan ekonomi yang mebuat aku diperbudak nafsu, sehingga diriku terjerumus dilingkungan yang nista tanpa menghiraukan kebatilan dalam hukum agama itu sendiri. Karena goadaan dan hasutan dari nafsu terus aku ikuti dalam perjalan yang penuh dengan dosa dan kenistaan, yang akhirnya kenyataan ini baru kusadari dengan bujukan dan rayuan seorang gadis yang penuh misteri dipelukan mimpiku.

Semulanya Cs kita sebut namanya, anak yang lugu dan sopan, rajin beribadah serta suka membantu teman-temannya yang kesulitan, walaupun sebatas solusi dan arahan yang sopan dalam penyampaian berwibawa. Teman-temannya sangat suka padanya karena suka bercanda, periang, suka senyum membuat kawan dan sahabatnya sangat rindu padanya. Tapi perubahan kerisis ekonomi yang membawa dia jadi sangat mudah emosi. Saat itu Cs masih duduk di bangku perguruan tinggi negeri salah satu di Medan, ianya masih semester dua cobaan yang pahit menimpahnya. Cs melanjutkan kuliah di Medan hanya berbekal dengan semangat juang dan dukungan kedua orangtuanya. Beliau kuliah hanya biaya sendiri, itupun tidak pernah jadi hambatan buatnya. Apa saja dia kerjakan di Medan, mulai dari penarik becak, jualan rokok, jualan monjan di salah satu perbelanjaan di Medan yang tidak asing lagi pada masyarakat luas, sering disebut sarang manusia buas (SAMBU).

Dianya tidak pernah ketinggalan dengan kawan-kawanya walaupun dibidang pendidikan. Orangnya ramah sopan dan bertanggungjawab, dengan tipenya mendukung dia diangkat kawan kelasnya untuk di jadikan Komisaris Mahasiswa (Kosma). Mulai dari semester tiga beliau menjabat Kosma sampai akhir dianya wisudah. Cs juga sangat sering bergabung dengan dunia aktifis pada tahun 1998 dalam hal menuntu agar pemerintahan Orde Baru dibubarkan, saat itupula Presiden RI di jabat Suharto yang menjadi bulan-bulanan aktifis mahasiswa untuk melengserkan pejabat teras nomor satu di RI. Saat itupula Cs mulai di kenal di kalangan mahasiswa yang agak arogan, tapi sopan dalam menyampaikan aspirasinya serta bertanggungjawab pada anggotanya bila ada kendala dan hambatan pihak keamanan. Saat itu juga Cs sangat benci yang namanya pihak keamanan kerena beliau di pukuli saat ia tak berdaya terkena gas airmata saat menyelamatkan wanita seorang pengunjukrasa sedanga di kejar-kejar pihak keamanan di Simpang Majestik. Dari pukulan pihak keamanan tersebut mengakibatkan Cs. demam selama seminggu.

Dianya sangat gigih, dan tidak ada rasa takut sedikitpun dengan isu adanya aktifis yang diculik, tetap ia menjalankan ektifitasnya jam 3 pagi mendayung becak mencari uang kuliah, bayar kos, bayar makan, serta beli buku. Saat yang tidak diinginkan ada telepon dari kampung halamannya “mengatakan orangtuanya sakit keras” . membuat Cs tidak bisa tidur semalaman langsung kemas barang-barang terus menjegat angkot Morina 81 tujuan Amplas. Tanpa pikir panjang beliau terus membayar tiket tujuan Tapanuli Selatan (Tapsel) dengan menaiki bus Barumun Setia. Sesampainya di kampong halaman Bapaknya sudah tidak kenal dengannya lagi, saat itulah ia pasra apapun yang terjadi karena kondisinya sangat mengerihkan, rumah sakit jaraknya puluhan kilo meter, melihat kondisi orangtua tidak sadar diri, hanya dukun kampung yang ada.

Dia peluk ibunya, adek-adeknya, Kakaknya dengan mengatakan sabar dan ihklaskan kepergian ayah kita penuh dengan genangan air mata. Padahal penulis sangat membutuhkan dukungan dari ayah tercintanya. Setiap Cs pulang kampung ayahnya di peluk dan saat ia mau pulang ke Medan tidak mau menerima duit dari ayahnya ” Cuma dia berpesan agar duit tersebut di berikan sama adek-adeknya untuk sekolah“. menurutnya dia bisa membiayai hidupnya sendiri tanpa ada mengharap agar dibantu oarangtuanya. Ayah dan ibunya menangis kalau dia pamit mau pulang ke Medan. Tapi yang paling tidak di lupakannya setiap ia melangkah dari pintu rumahnya selalu “mengingatkan kedua orangtuanya agar jangan lupa mendoakannya agar tercapai tujuannya.” Cs juga mengajar mengaji di Medan yang membantu biaya hidupnya.

Saat masuk semester tiga biaya hidupnya sudah mulai melonjak baik itu biaya rumah kos, biaya buku, tapi terus dianya bisa bertahan sampai semester lima. Masuk semester enam mulai ia menggantikan profesinya menjual sepatu, sandal keluar kota seperti Bandar Baru, tiga Binanga, Tebing tinggi yang hampir rata-rata langganannya wanita pekerja sex komersial yang menjajakan kemolekan tubuhnya untuk mencari uang kebutuhan sehari-harinya.

Perofesi yang di lakoninya sangat beruntung banyak, karena dia mengansurkan pada WTS tersebut. Setiap penagihan bulan muda Cs. mengantongi diuit minimal dari keuntungan Rp. 500.000,- pada tahun 2001 dilain keuntungan perharinya bisa dia kumpulkan uang Rp 800 ribu/bulan, dikeluarkan uang Kos, uang makan, beli buku, ongkos masih bisa menyimpan tabungan Rp.200 ribu/bulannya. Tapi keuntungan yang ia dapat selama ini mulai turun karena saingan mulai banyak dan bahkan langganannya juga sering mengulah alasannya tidak ada tamu. Selama 5 bulan ia berpropesi jualan sepatu, sandal di tempat PSK khususnya di Bandar Baru Cs punya mama angkat boru Nasution dan bapak angkat marga Sembiring. Setiap hari sabtu pulang kuliah di bukan berjualan tapi langsung ke Bandar Baru kerumah Mama angkatnya yang kebetulan anaknya laki-laki tidak ada makanya mama angkatnya sangat suka padanya. Mama angkatnya juga menyewakan kamar dan (bungalawo) yang mempunyai anggota (wanita Tuna Susila) WTS 8 orang masih muda-mudah pada umumnya umur masing-masing 17-25 tahun asalnya dari pulau jawa yang di bawa salah satu kemplotan germo yang sering berhasil menjerat mangsanya.

Cs. sangat mudah menyesuaikan diri dibandar baru kerena, dianya sangat ramah, suka bercanda. Saat senggang WTS sering mengajaknya makan-makan di keliling Bandar Baru, soalnya PSK tersebut dilarang keluar dari lingkungan Bandar Baru. Para PSK juga sering curhat padanya, serta mengeluh dengan keadaannya. Saat Cs sering datang tiap hari Sabtu pulang hari Senin pagi jam 6 merasakan kebahagiaan tersendiri wanita PSK tersebut. Karena menurut mereka dengan kehadiran Cs membuat mama dan bapak tidak suka emosi dan marah-marah lagi.

Setiap Cs pulang ke Medan selalu di kasih duit oleh mama angkatnya Rp 50.000 dan WTS juga mengasihkan duit kumpul-kumpulan Rp.100 ribu jadi jumlahnya Rp. 150 ribu/minggu. Cs mulai mencari pekerjaan yang lain dengan menjual kaset CD ke tempat-tempat yang biasa dia jalani. Kaset CD lagu-lagu, kaset CD flim horror, dan semi serta CD porno. Usahanya juga menguras keuntungan yang banyak. Tapi profesinya itu tidak berjalan lama karena Cs di jebak kibus sendiri waktu membawa kaset CD Porno 1000 keping di tangkap di Jalan Pandan Sambu oleh salah satu oknum Polsek di Medan. Karena jaringan dan keramahan Cs juga beliau hanya dapat peringatan dari oknum Polsek sendiri, karena menimbang Cs masih Kuliah dan sangat dekat sekali sama oknum Polsek tersebut maka diberikan kebebasan untuk melanjutkan kulianya.

Dari pengalam yang di rasakan Cs sangat jarang di temui orang sepertinya. Cs terus berkunjung setiap hari Sabtu ke Bandar Baru yang akhirnya dia terjebak dengan cinta seorang WTS yang satu tempat tinggal dengannya dibandarbaru. Wanita yang berhasil menaklukkan cinta Cs. asal dari Jawa Barat yang sering di panggil Wiwik cirri-ciri orangnya masih mudah umur 17 tahun, putih cantik berparas mungil tinggi badan 160 Cm. saat itu mama angkatnya sangat marah padanya karena menjalin hubungan sepesial dengan pekerjanya. Tapi lama kelamahan mama angkatnya juga menyetujuinya. Tanpa terasa perjalanan hubungan sudah berjalan tiga bulan. Awalnya dikasih mama bepergian di keliling Bandarbaru itu sendiri, Cs pun setuju. Tapai lama-kelamaan Cs dengan Wi di bolehkan untuk belanja ke Medan salah satu pusat perbelanjaan (Medan Moll). Dengan kepercayaan itu wi sangat beruntung sekali bisa jalan-jalan dan keluar ke Medan. Akhirnya suatu saat malam Minggu wi tidak kerja untuk melayani tamu dianya permisi pada Mama untuk naik kepuncak Bandar baru bersama Cs. malam semakin larut hujan sangat deras menghalangi perjalanan untuk pulang. Ke bungalawo yang mereka tempati. Cs dengan lugunya gelisa takut mama angkatnya marah, untung bunganlawo tempat kawannya wiwi punya telepon, Cs meminjam telepon membilangkan sama mama angkatnya tidak bisa pulang karena hujan. Mamanya mengiakan tapi dengan syarat besok pagi jam 6 musti ada di rumah, Cs menyetujuinya. Wiwi langsung nanya “apa kata mama ?” boleh katanya Cs jawab. Cs langsung di peluk wiwi dengan penuh kemesrahan dan rasa senang serta terharu sambil meneteskan air mata yang membuat Cs merasa kasihan dan sanyang. Kawan Wi, Dewi meninggalkan kami berdua didalam kamar. Cs tidak pernah mendapat kasih sayang yang penuh perhatian seperti diberikan Wi padanya walaupun ianya sudah pernah menjalin cinta dengan wanita seseorang semasa di bangku SMA. Wiwi berterus terang sangat senang mendapatkan Cs sebagai kekasihnya baru pertamanya. Saat itu wiwi bercerita panjang leber sama Cs atas pengalamannya yang pahit hingga terjerumus seperti ini. Yang mana keperawanan wiwi di jual germo sebesar Rp.5 juta pada om-om yang notabenya pejabat salah satu intansi pemerintah di Jakarta. Wiwi tanpa bisa melawan hanya pasrah dirinya dijilati seperti anak kecil tanpa di halangi sehelai benangpun oleh om-om yang sebaya dengan orang tua wiwi. Malam itu juga keaslian wiwi kandas sudah direnggut lelaki jahannan yang tidak ada rasa kasihan. Dengan buasnya om tersebut menjilati seluruh tubuh wiwi seperti harimau yang kehausan mangsanya. Akhirnya lelaki hidung belang tadi terkulai lemas, wiwi menangis dengan merasakan sangat sakit sekali di selangkangannya untuk berdiri. Saat itu pula wiwi di bawah germo jahannam itu tanpa tahu tujuan menaiki pesawat yang baru di ketahui wiwi tujuan ke Medan. Sesampai di bandara Polonia Medan wi dengan germo tadi langsung di sambut lelaki separuh baya yang mengemudikan mobil kijang warnah hitam. Menuju salah satu hotel yang tidak saya ketahui apa namanya, yang jelas tempat tidurnya seperti hotel berbintang. Sayapun di suruh untuk mandi dan di gantikan pakaian seksi dan di suruh untuk menunggu sebentar. Wiwipun pasrah apa selanjutnya yang terjadi kelang beberapa menit pintu kamarnya terbuka, dilihatnya om-om yang bermata sipit sepertinya layak dipanggil kakek. Laki-laki jahannan menutup sambil mengunci pintu dengan senyum melihat tubuh wiwi yang hanya di balut rok diatas lutut, “sambil mengatakan kamu sudah saya bayar Rp.3 juta tadi sama tante yang rambut pirang” dengan berat dan rasanya mau bunuh diri saja wiwi menahankan pedihnya penderitaan tersebut. Tanpa panjang lebar tua bangka tadi membuka seluruh pakaiannya tanpa di balu sehelai benangpun. Wiwi sangat jijik dan melihat tubuhnya yang keriputan dengan napasnya sangat bau. Wiwi dipeluk dan dipaksa untuk membuka pakaiannya, berkelang 15 menit pakainya sudah lepas sepertinya lelaki tua itu sudah berpengalaman membuka pakaian mangsanya. Dengan rakus menikmati tubuh wiwi hanya 15 menit sudah mengerang dan terkulai lemas. Wiwi dikamar hotel tersebut selama satu minggu dan tidak ingat berapa orang yang sudah dilayaninya lelaki hidung belang yang pastinya bisa 8 orang satu hari satu malam, kadang lebih yang sempat membuat wiwi pingsan tanpa sadar diri. Akhirnya wiwi di bawah keluar menaiki mobil kijang yang menjempunya, keliling-kelinga sambil membeli pakaian 5 sitel di salah satu plaza, maka dan langsung pergi meninggalkan plaza tersebut. Wiwipun tidak tahu kemana ianya dibawah hari menjelang jam 20 wib baru sampai tujuan juga langsung dijemput ibu-ibu, yang tidak tahu dimana tempatnya. Tante-tante yang membawahnya berbisik-bisik dengan ibu yang menjemputnya itu dengan senyum dan tertawak diatas penderitaan Wiwi. Tante (germo) jahannam tadi langsung pamitan mau pulang sambil mengatakan “kau jangan main-main kalau tidak mau mati” ancaman itu membuat wiwi nyiut dan ketakutan. Yang paling jahannamnya duit penghasilan selama satu minggu penuh di Medan hanya di beli pakaian 5 sitel selebihnya habis dikuras manusia laknat (germo) tersebut.

Satu minggu di tempat yang dititipkannya baru wiwi tahu, karena di kasih tahu teman-temannya yang senasib dengannya. Dengan sangat sayang Cs mendengar cerita Wi sempat mengeluarkan airmata, karena mengingat penderitaan Wiwi yang saat itu sudah hancur masa depannya. Padahal ia di jebak germo tadi masih di bangku SMA kelas 3. saat itu dia wiwi menanyakan langsung sama Cs “apa betul abang sayang ama Wiwi sambil mengeluarkan air mata ?”. Cs. termenung sejenak untuk menjawab pertanyaan Wiwi. Wiwi langsung merasa terkucilkan di muka Cs, atas tingkah Cs yang tidak menjawab pertanyaannya. Wiwi langsung mengatakan “memang Wiwi tahu abang tidak mungkin sayang sama wiwi dengan kondisi wiwi seperti ini, saya sadar bang wiwi yang sangat sayang ama abang, karena wiwi butuh kasih sayang bang itu saja, sambil menangis.

Cs menarik napas dalam-dalam sambil menarik tangan wiwi dengan penuh kasih sayang, turus membersikan air mata wiwi dengan sapu tangan yang ada di kantongnya. Sambil dia cium kening wiwi. Saat Cs mencium kening, wiwi meneteskan air mata yang menandakan kasih sayang dan terharu atas belaian yang lebut, selamanya ini dinantikannya tidak kunjung di dapat. Jam sudah menunjukan pukul 4.30 pagi, ayam jantan mulai berkokok untuk mengingatkan para ummat Islam untuk mengerjakan kewajibannya. Kami berduapun terlelap tidur dengan kondisi berpelukan, terdengar ketukan pintu pada pukul 6 pagi. Cs teringat dengan janjinya sama mama angkatnya tadi malam, langsung di bangunkannya Wiwi untuk pulang ke bungalawo mama. Dengan berat untuk membukan mata karena kurang lebih satu jam kami tidur. Wiwi minta di peluk dan di cium dulu baru ia akan bangun. Cs mengokekan persyaratan Wiwi, langsung memeluk dan mencium kening dan bibirnya Wiwi. Wiwi memang manja sekali sambil minta Cs untuk mengangkatnya, tapi Cs sangat suka sekali dengan sifat Wiwi yang cuek dan manja.

Keduanya pamitan sama Dewi untuk pulang kerumah, Dewi mengiakan sambil mengatakan “hati-hati, kalian kurang tidur, awas motor saat menyeberangi jalan ya ? ” di jawab Wiwi “iya Kaka“, terimakasih tumpangannya Kaka ? di jawab Dewi iya ade. Kami berduapun langsung jalan menuju rumah mama dengan kondisi masih kepayang, karena kekurangan tidur tadi malam. Hubungan Cs dengan Wiwi terus berjalan dengan mulus sampai-sampai ada yang cemburu kawan Wiwi sendiri. Setiap aku ke Bandar baru tidurnya tetap satu kamar dengan Wiwi yang menjadikan Cs lupa atas larangan agama berhubungan intim seperti suami istri. Dari situ Cs ketagihan dan kebiasaan dengan perbuatan yang dilarang agama tersebut, bahkan Cs pernah juga melakukan hubungan badan dengan kawan-kawan wiwi sendiri atas ajakan kawannya. Tapi Cs tetap lebih sayang pada Wiwi. Sampai-sampai Cs mengajak Wiwi untuk melanjutkan hubungan ini sampai pelaminan. Dengan halus wiwi menjawab “bang sayang, aku sangat suka dan sayang ama abang, tapi hubungan ini tidak mungkin akan kita lanjutkan sampai kejenjang pernikahan sementara kerjaan aku seperti ini. Bagaimana nantinya bang ibu abang mengetahuinya ! Wiwi tidak mau abang dikucilkan orang” jawaban. Ini membuat hati Cs sangat sayang sama wiwi dan merasa berdosa sekali atas kejadian yang menimpahnya menghianati Wiwi dengan melakukan hubungan badan sama kawan Wiwi sendiri.

Suatu waktu yang tidak saya ingat persis kapan, mama memanggil kami berdua, sambil menanyakan pada kami “apakah kalian betul-betul pacaran atau hanya kamuflase saja untuk menutupi segala hal ? ” pertanyaan ini membuat Wiwi nangis dan memeluk mama sambil mengatakan “mama aku baru kali ini diberikan kasih sayang dari seorang laki-laki yang kucintai”. Tanpa terasa mama meneteskan air mata. Sambil menanyakan pada Wiwi “apa kau mau pulang kekampungmu ?” jawab aja kamu tidak usah takut karena aku sudah menganggap kau sama dengan Cs, katanya. Dengan penuh terharu juga Wiwi menjawab, mama mengijinkan Wiwi pulang kampong ? kenapa tidak mengijinkan wiwi pulang ?, Wiwi pun tidak memperpanjangnya sambil berterimakasih sebanyak-banyaknya sama mama. Satu bulan menjelang bulan Suci Ramadhan Wiwi pulang kampung meninggalkan Medan dan Cs sendiri.

Sebelum pulang kampung wiwik mengajak Cs untuk menginap di Medan salah satu hotel selama satu minggu. Megingat pengahasilan dan tabungan Wiwi selama melacurkan badan kurang lebih Rp. 30 juta. Wiwi saat berpamitan dengan kawan-kawannya dan mama sangat penuh dengan air mata dan kasih sayang diantara sesama PSK. Saat ia diatas bus Sinabung bersama Cs menuju ke Medan seperti burung yang terbebas dari sangkarnya. Tanpa sadar Wiwi memeluk dan mencium Cs juga tanpa mengiraukan kalau dibus itu banyak penumpang.

Sesampainya di Medan ianya meminta kepada Cs untuk menginap bersamanya selama satu minggu. semulanya Cs menolak karena ia mau kuliah dan tidak mau menambah beban lagi bagidirinya. Persoalannya kepulangan Wiwi akan membuat Cs terasa sedih dan sayang tanpa tahu kemana harus mengadu. Hal ini membuat Wiwi menangis karena penolakan Cs “menurutnya Cs tidak sayang sama dia dan menyuruh Wiwi pulang langsung”. Akhirnya Cs mengabulkan permintaan wiwi untuk menginab di Medan selama satu Minggu. Cs menyetop langsung Taxi ke Sumatera Villa dengan memesan kamar nomor 105. di hotel tersebut kami menginap selama 3 hari selebihnya kami menginab di Hotel Garuda Plaza selama 3 hari, sabtu pagi kami sudah memesan tiket pesawat Wiwi tujuan Jakarta, berangkat pukul 9.30 Wib pagi hari Minggu.

Saat malam Minggu Wiwi meminta saya masuk kekamar mandi sambil memeluk aku. Seterusnya memukul-mukul dadaku dengan kondisi masih di balut celana dalam. Wiwi saat itu menangis dan menjerit sambil mengatakan “aku tidak mau pulang sendiri bang…! abang harus ikut sama wiwi…. Sambil menjerit dikamar mandi. Langsung dia bilang, kami masih keluarga yang lumayan di kampong itu bang. Soal duit yang ditas Wiwi bukan membuat aku bahagia bang…hanya akau tidak bisa membalas kebaikan abang sama wiwi. Makanya wiwi mau mengenalkan abang dengan orangtua wiwi.

Akhirnya Cs mempertimbangkan permintaan wiwi, tidak mungking saat ini aku kabulkan, karena itu membuat aku Cs. jadi tersangka nantinya terhadap hilangnya Wiwi.hal ini ianya takut terjebak di kota orang lain yang terlintas dalam benaknya. Cs menjawab apa kemauan wiwi. Selanjutnya dengan kondisi tenang seperti tidak ada beban, padahal dihatinya sangat sedih perpisahan yang akan terjadi besoknya. Sambil mengatakan “Wi kalau kita jodoh akan jumpa kembali nantinya sayang’ dengan kondisi menahan airmatanya, alamat abangkan ada ama Wiwi, nanti kalau rindu ama abang hubungi saja dan abangpun kalau rindu ama wiwi abang akan hubungi Wiwi, Oke sayang….? jangan menangis lagi ya ? terus mengajaknya keluar dari kamar mandi sambil mengambil handuk membalut tubuh yang mulai kedinginan selama 3 jam di dalam bak mandi.

Cs mulai lega sesudah mengganti pakainya dengan mengenakan celana pendek sambil merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur yang di ikuti Wiwi untuk merebahkan tubuhnya juga pas di samping Cs. terus memeluk tubuh Cs dengan penuh rasa sayang dan takut pertemuan hanya yang terakhirkalinya. Wiwi tidak berpaling mukanya dari tatapannya yang sedu pada Cs penuh dengan rasa sedih, sayang. Sesekali Cs menciumnya untuk menghilangkan kegelisaan tersebut. Kemudian dengan akhir pertemuan itu berdua melakukan cubuan yang berlanjut hubungan badan dalam menghilangkan kesedihan dimata kekasihnya, sampai akhirnya mereka terkulai lemas dan tertidur. Bangun jam 7 pagi sambil Cs meminta syarapan pada Office Boy untuk diantar ke kamar mereka. Sementara Wiwi mandi yang juga saat itu pula Cs masuk kekamar mandi untuk mandi bersama. Saat berdua didalam kamar pelayan hotel mengetuk pintu kamar untuk mengantar sarapan.

Dengan tubuh masih di balut handuk Cs langsung membuka pintu tersebut. Menyuruh para pelayan kamar untuk meletakkan sarapannya di atas meja. Cs memanggil Wiwi cepatan dari kamar mandinya sayang, waktu sudah menunjukkan jam 8.50 wib. Ade berangkat jam 9.30 Wib sayang, nanti yayang terlambat. Wiwi langsung keluar dari kamar mandi dengan mengenakan handuk sambil mengipas-ngipaskan rambutnya agar kering. Terusnya mereka menuju receftion untuk cekaut dari hotel menuju bandara Polonia Medan. Sesampainya disana hampir terlambat nama Wiwi di pangil-panggil para operator pesawat untuk menuju langsung ke pesawat. Perpisah ini membut Wiwi histreis menjerit sambil mengatakan “banga jangan lupa ama wiwi…!” wiwi akan menelepon abang bila wiwi sudah sampai ke Jakarta natinya. sambil memberikan ciuman terakhir di bibir Cs.

Jam 1 siang ada telepon dari wiwi untuk Cs. kata pemilik Kos, saat itu Cs dikamarnya termenung dengan kisah yang menjalin kasih sayang, mendengar ada nama wiwi langsung melompat dari tempat tidurnya menuju ruangan telepon ” hampir setengah jam wiwi menelepon dari Jakarta yang mengatakan ia sudah sampai ke Jakarta sekarang ia mau menuju kegambir untuk mencari bus kekampungnya, teleponpun dimatikan. Sesampai di kampung halaman Wiwik dengan merasa terharu Orangtuanya memeluk dan menyambut wiwi dengan sayang, akhirnya rumah mereka di kerumuni warga kampungnya. Jam 11 malam suara telepon berdering Cs langsung melompat dari tempat tidurnya mengangkat telepon tersebut. Apa yang di perkirakan Cs ternyata tidak meleset wiwi yang menelepon dari rumahnya.mengatakan Wiwi sudah sampai di rumah banga papa mau ngomong bang katanya, aku mulai gemetar mendengar Papanya wiwi ngomong “nak papa ucapin terimakasih banyak, kalau mau ke Jakarta dan kemarin telepon saja kemarin ya nak ? yang di jawab Cs “ia pa”. yang maungomongpun berganti-gantian seluruh keluarganya. Akhirnya Wiwi yang ngomong dengan kondisi menangis, sambil mengatakan papa akan mengadukan germo tersebut besok bang. Soalnya Wiwi masih ingat wajah dan kawan-kawannya bang. Wiwi berpesan agar Cs menjaga kesehatan dan menyelesaikan kuliahnya. Nanti kalau ada waktu, abang datang kekampung Wiwi ya bang ? soal ongkos abang wiwi yang menanggung. Selam satu bulan penuh hubungan melalui telepon terus. Tapi bulan keduanya hari yang tidak disangka Cs. pindah Kos setelah 5 hari pindah kos dompetnya hilang beserta catatan alamat dan No. telpon hilang semuanya bersama dompet tersebut. Pada hari ke 10 Wiwi rupanya nelepon ke tempat kos lama, yang menerima bukan pemilik kos tapi anak kos sendiri mengatakan Cs sudah pindah tanpa mengasitahu alamat Cs pindah. Dari situ awalnya putus hubungan langsung, yang membuat Cs kembali pada perilaku pasaran. Tapi Cs sangat bersyukur bahwa kuliahnya bisa terselesaikan dengan kegigihannya, walaupun dia mengalami suka duka yang pahit dan senang.

Atas kejadian itu pula membayangi dirinya untuk bisa berjumpa kembali, tapi apa hendak dikata kalau tuhan tidak merestui dan mengijinkan sangat tidak masuk akal lagi untuk ketemu. Cs pun mulai terjun dan bergabung dengan salah satu OKP (organisasi kepemudaan) yang juga sangat di segani dan di takuti diMedan karena kearoganannya serta uangnya yang banyak. Cs juga terjerumus dengan pergaulan bebas apalagi kondisi perekonomian sampai saat ini mencekik leher. Lapangan kerja sangat minim menjadikan para serjana banyak sekali pengangguran.

Toh suatu saat Cs membaca Koran terbitan Medan, melihat adanya rubrik jodoh menjadikan ianya ikut bergabung serta mencantumkan namanya. Suatu malam tidak tahu persis malam apa yang jelas pada bulan Juli 2005 ada seorang cewek yang meneleponnya mengatasnakan Dina Olivia masih mahasiwa di perguruan tinggi negeri di Medan, saat ini masih semester 7 yang mengingatkanku pada wiwi.

Yang menjadi penasaran buat ku ini orang sangat mistris bagiku, kerena sampai saat ini dianya tidak mau jupa dengan ku karena sebuah penghalang pacarnya yang sangat premitif yang mengekang kebebasan orang lain yang bukan istrinya ini jelas pemerkosa Hak Azasi Dina sendiri.

Padahal dari suaranyan, sifatnya yang suka bercanda sangat mirip sekali dengan Wiwi yang membimbing akau pada jalan yang di ridhoi tuhan yang maha esa. Ini saatnya aku dibikin berpikir tanpa batas hanya karena telepon seorang gadis yang tidak tahu persis rimbanya. Adakah tuhan akan mengabulkan permintaanku ini untuk bertemu dengan sidia. Aku (CS) ingin sekali berjumpa dengannya, tapi (Dina) selalu menolaknya, bahkan ia bilang untuk melupakannya tanpa sebab dan tujuan yang jelas. Ini membuatku jadi makin penasaran. Bila Koran ini ia baca mudah-mudahan akan terbuka pintu hatinya untuk berjumpa tanpa meminta hal-hal lainya.

2 komentar: